Pendidikan memainkan peranan penting dalam kehidupan
manusia. Dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia pun, kontribusi pendidikan
begitu signifikan terutama untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan bangsa.
Itulah poin penting yang diulas FayakhunAndriadi, Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta dalam salah satu artikelnya
di kompasiana.com yang ditulis pada tahun 2011.
Fayakhun menulis
: “Perjalanan panjang bangunan keindonesiaan pada akhirnya menegaskan
keterlibatan yang cukup besar dari kalangan terdidik kala itu. Hal ini juga
membuktikan bahwa kemajuan dan kebesaran sebuah bangsa tidak pernah lepas dari
peran pendidikan. Terlepas dari kelahiran kalangan terpelajar dan terdidik
tersebut muncul dari kebijakan politik etis kaum kolonial, namun substansi
pendidikan sebagai wadah pembentukan karakter dan jati diri kebangsaan tidak
bisa dinafikan, hingga pada masa-masa berikutnya mewarnai jatuh-bangunnya
sebuah bangsa dalam merespons perkembangan global.”
Lebih lanjut, Fayakhun
memaparkan : “Pendidikan telah menghasilkan perubahan, tidak hanya pada
individu terdidik kala itu, tetapi juga memberikan sumbangan pada perubahan
sosial-kemasyarakatan. Enyaman pendidikan yang dilalui oleh kalangan muda di
era pergolakan kemerdekaan adalah enyaman yang tidak sekedar dilandasi
keinginan untuk menyelesaikan tahapan-tahapan pembelajaran, tapi memiliki tujuan
substantif, yakni untuk menciptakan perubahan sosial dan politik. Tentu saja,
perubahan tersebut tidak sekedar lahir dari serangkaian kurikulum pendidikan
yang justru diproduksi oleh kaum kolonial, namun lahir dari kesadaran kognitif,
kesadaran akan latar-belakang historis masyarakat dan bangsa Indonesia yang
sedang terjajah.”
Peran pendidikan diakui oleh Fayakhun mampu melahirkan
gerakan-gerakan kebangsaan yang dikomandoi oleh para pelajar. “Gerakan-gerakan
kebangsaan yang dimobilisasi oleh kaum terpelajar di bawah panji-panji
organisasi kepemudaan, meleburkan sekat-sekat kesukuan dan etnisitas dalam
sebuah lingkungan rasional. Sumpah Pemuda yang dikumandang pada 1928 adalah
puncak kesadaran kebangsaan yang menegaskan sikap dan karakter sebagai bangsa
yang hendak merdeka dan berdaulat,” tulis Fayakhun.
Pada ujungnya, adalah tercapainya cita-cita bangsa yakni
meraih kemerdekaan dan terbebas dari kungkungan penjajah. Martabat bangsa juga
terjaga dari cengkeraman asing. “Momentum kesadaran itu pada akhirnya
membuahkan hasil dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno
dan Hatta. Keduanya adalah figur pelajar dan terdidik yang berhasil membawa
kesadaran kebangsaan ke ranah praktis politik, memperkenalkan Indonesia di mata
dunia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bersiap menyongsong
perubahan dunia di masa yang akan datang,” tutup Fayakhun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar