Senin, 12 Juni 2017

Fayakhun Paparkan Kontribusi Pendidikan untuk Kemerdekaan Indonesia



Pendidikan memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia pun, kontribusi pendidikan begitu signifikan terutama untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan bangsa. Itulah poin penting yang diulas FayakhunAndriadi, Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta dalam salah satu artikelnya di kompasiana.com yang ditulis pada tahun 2011.
Fayakhun menulis : “Perjalanan panjang bangunan keindonesiaan pada akhirnya menegaskan keterlibatan yang cukup besar dari kalangan terdidik kala itu. Hal ini juga membuktikan bahwa kemajuan dan kebesaran sebuah bangsa tidak pernah lepas dari peran pendidikan. Terlepas dari kelahiran kalangan terpelajar dan terdidik tersebut muncul dari kebijakan politik etis kaum kolonial, namun substansi pendidikan sebagai wadah pembentukan karakter dan jati diri kebangsaan tidak bisa dinafikan, hingga pada masa-masa berikutnya mewarnai jatuh-bangunnya sebuah bangsa dalam merespons perkembangan global.”
Lebih lanjut, Fayakhun memaparkan : “Pendidikan telah menghasilkan perubahan, tidak hanya pada individu terdidik kala itu, tetapi juga memberikan sumbangan pada perubahan sosial-kemasyarakatan. Enyaman pendidikan yang dilalui oleh kalangan muda di era pergolakan kemerdekaan adalah enyaman yang tidak sekedar dilandasi keinginan untuk menyelesaikan tahapan-tahapan pembelajaran, tapi memiliki tujuan substantif, yakni untuk menciptakan perubahan sosial dan politik. Tentu saja, perubahan tersebut tidak sekedar lahir dari serangkaian kurikulum pendidikan yang justru diproduksi oleh kaum kolonial, namun lahir dari kesadaran kognitif, kesadaran akan latar-belakang historis masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang terjajah.”
Peran pendidikan diakui oleh Fayakhun mampu melahirkan gerakan-gerakan kebangsaan yang dikomandoi oleh para pelajar. “Gerakan-gerakan kebangsaan yang dimobilisasi oleh kaum terpelajar di bawah panji-panji organisasi kepemudaan, meleburkan sekat-sekat kesukuan dan etnisitas dalam sebuah lingkungan rasional. Sumpah Pemuda yang dikumandang pada 1928 adalah puncak kesadaran kebangsaan yang menegaskan sikap dan karakter sebagai bangsa yang hendak merdeka dan berdaulat,” tulis Fayakhun.
Pada ujungnya, adalah tercapainya cita-cita bangsa yakni meraih kemerdekaan dan terbebas dari kungkungan penjajah. Martabat bangsa juga terjaga dari cengkeraman asing. “Momentum kesadaran itu pada akhirnya membuahkan hasil dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan Hatta. Keduanya adalah figur pelajar dan terdidik yang berhasil membawa kesadaran kebangsaan ke ranah praktis politik, memperkenalkan Indonesia di mata dunia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bersiap menyongsong perubahan dunia di masa yang akan datang,” tutup Fayakhun.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar